TAFSIR AYAT TENTANG TEKNOLOGI
PERKAPALAN
A. PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan tidak hanya kita peroleh dari sebuah
buku-buku yang diciptakan yang belum kita ketahui, atau pengalaman-pengalaman
yang kita alami tapi, ilmu pengetahuan bisa kita dapat dari berbagai hal
dan pengalaman apapun itu. Kebanyakan orang yang hanya bisa menyimpulkan
Al-qur’an tanpa mendalaminya hanya mengatakan al-qur’an adalah pedoman yang
isinya mengatur dan memperjelas tentang agama, Definisi seperti itulah yang
salah kaprah.
Didalam Al-qur’an banyak juga terdapat ilmu-ilmu yang mengenai tentang ilmu
pengetahuan, kekuasaan, kebesaranNya dan bumi serta langit dan sebagainya. Hal
ini membuat kita mendapatkan pengetahuan dan pelajaran yang berharga yaitu
menggunakan akal untuk mempelajarinya sebagai wujud syukur. Mungkin sedikit
cuplikan ayat tentang perkapalan atau pelayaran akan membantu kita untuk
mengingat dan memikirkan kebesaranNya dengan pelajari Alam semesta.
- TEKS AL-QUR’AN SURAT YUNUS
1.
Teks Ayatnya
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ
بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ
الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ
الشَّاكِرِينَ (22)
2.
Artinya
Dengan
menyebut nama AllahYang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
22. Dialah
Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu
membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang
dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung
(bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan
kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang
yang bersyukur." (Al-Qur’an Digital)
- MAKNA PERKATA
1.
Makna Indonesia
هُوَ = dia
الَّذِي = yang
يُسَيِّرُكُمْ = menjadikan kamu dapat berjalan
فِي الْبَرِّ = didaratan
وَالْبَحْرِ = dan lautan
حَتَّى
= sehingga
إِذَا = apabila
كُنْتُمْ = adalah kamu
فِي الْفُلْكِ = dalam bahtera
وَجَرَيْنَ = dan meluncur /
berlayar ia
بِهِمْ
= dengan mereka
بِرِيحٍ =
dengan angin
طَيِّبَةٍ = yang
baik
وَفَرِحُوا = dan mereka
bergembira
بِهَا
= dengannya/ karenanya
جَاءَتْهَا = datang
kepadanya
رِيحٌ
= angin
عَاصِفٌ = badai
وَجَاءَهُمُ = dan datang/ menimpa
mereka
الْمَوْجُ = gelombang
مِنْ كُلِّ
= dari tiap-tiap/ segenap
مَكَانٍ
= tempat/ penjuru
وَظَنُّوا = dan
mereka mengira
أَنَّهُمْ
= bahwasanya mereka
أُحِيطَ =
diliputi/ terkepung
بِهِمْ
= dengan mereka
دَعَوُا
= mereka berdo’a
اللَّهَ
= Allah
مُخْلِصِينَ = mengikhlaskan
لَهُ
= kepada-Nya
الدِّينَ =
ketaatan/ agama
لَئِنْ
= sesungguhnya jika
أَنْجَيْتَنَا = Engkau
menyelamatkan kami
مِنْ هَذِهِ = dari ini
لَنَكُونَنَّ = pastilah kami
berada/ menjadi
مِنَ
= dari/ termasuk
الشَّاكِرِينَ = orang-orang yang bersyukur
2.
Makna tafsir
هُوَ
= Dialah
Maksudnya adalah Allah Yang Maha Kuasa, bukan Selain-Nya.
الَّذِي
يُسَيِّرُكُمْ = Yang
menjadikan kamu dapat berjalan.
Maksud “yang menjadikan kamu” adalah manusia yang tidak pandai
bersyukur melalui potensi yang dianugerahkan-Nya serta hukum-hukum alam yang
ditetapkan-Nya, dapat berjalan dengan cepat.
فِي الْبَرِّ
= di daratan
Maksudnya adalah Allah menjadikan manusia berjalan dengan cepat di daratan baik
dengan berjalan kaki maupun dengan berkendaraan.
وَالْبَحْرِ
= dan lautan
Maksudnya adalah menjadikan juga manusia dapat berlayar di lautan melalui
bahtera yang berlayar di air.
حَتَّى إِذَا
كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ = Sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera
Maksudnya adalah ketika manusia berada di dalam kapal ( bahtera).
وَجَرَيْنَ بِهِمْ = dan
meluncurlah bahtera itu membawa mereka
Maksudnya yaitu orang-orang yang ada di dalam kapal dengan kekuatan angin yang
baik yang dapat mengantar mereka ke tujuan, dan dengan demikian mereka
merasa tenang berlayar.
وَفَرِحُوا
بِهَا
= bergembira karenanya
Maksudnya yaitu bergembira dengan keadaan yang mereka alami itu sehingga
mengantarkannya ke tujuan.
جَاءَتْهَا
رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ = datanglah angin badai, dan
(apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya,
Maksudnya adalah pada saat berlayar tiba-tiba datanglah angin badai dari arah
atas yang mengacaukan pelayaran lagi mencekam mereka.
وَظَنُّوا
أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ = dan mereka mengira telah terkepung
Maksudnya yaitu yakin bahwa mereka telah terkepung oleh bahaya dan segera akan
binasa sehingga mereka menjadi semakin cemas.
دَعَوُا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ = maka mereka berdoa kepada Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata.
Maksudnya adalah tidak mempersekutukan-Nya dan, yakin bahwa hanya Dia
semata-mata yang dapat menyelamatkan mereka.
لَئِنْ
أَنْجَيْتَنَا
= sesungguhnya jika Enkau menyelamatkan kami
Maksudnya adalah jika Allah Yang Maha Esa lagi Maha Pengasih menyelamatkan kami
dari bahaya, maka kami berjanji demi kekuasaan-Mu.
لَنَكُونَنَّ
مِنَ
= pastilah kami akan termasuk
Maksudnya adalah maka orang-orang yang selamat termasuk dalam kelompok orang-orang
yang bersyukur.
الشَّاكِرِينَ
= orang-orang yang bersyukur
Maksudnya yakni yang benar-benar menghayati dan mengamalkan kesyukuran dalam
bentuk sempurna dan yang menjadikan kami wajar masuk dalam kelompok terkemuka
itu. (M.Quraish Shihab, 2002; 53-54)
- MUNASABAH
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah menerangkan berbagai
alasan yang dikemukakan orang-orang musyrik untuk mengingkari kenabian
Muhammad. Mereka meminta kepada Muhammad SAW agar diturunkan kepada mereka
mukjizat yang berhubungan dengan kejadian yang aneh seperti yang terjadi pada
nabi-nabi terdahulu, selain dari ayat-ayat Al-qur’an. Pada ayat-ayat ini, Allah
menerangkan bahwa orang-orang musyrik itu tidak akan beriman walau ayat apapun
yang diturunkan kepada mereka. Jika mereka terlepas dari suatu bencana, maka
mereka tidak percaya bahwa yang melepaskan mereka dari bencana tersebut adalah
Allah bahkan mereka kembali berbuat kerusakan. (DEPAG RI, 2010; 75)
- KORELASI TEKS
A. Qs. Al-isra’ ayat 66
رَبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ
الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ
رَحِيمًا (66)
66. Tuhan-mu
adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari
sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.
B. Qs. Luqman ayat 31
أَلَمْ تَرَ أَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِي
فِي الْبَحْرِ بِنِعْمَةِ اللَّهِ لِيُرِيَكُمْ مِنْ آَيَاتِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآَيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (31)
31. Tidakkah
kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat
Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.
C. Qs. Az-Zukhruf ayat 12,13
وَالَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ
كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالْأَنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ (12)
لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا
اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا
كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (13)
12. Dan Yang
menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan
binatang ternak yang kamu tunggangi. 13. Supaya kamu duduk di atas
punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di
atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah
menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu
menguasainya. (Al-Qur’an Digital)
- URAIAN
Sepintas ayat ini bagaikan hanya berbicara tentang atau
kapal-kapal yang masih menggunakan layar, tetapi sebenarnya – tulis
asy-Sya’râwi – kata rîh juga digunakan untuk makna kekuatan
seperti firman-Nya dalam Qs. Al-Anfâl (8) : 46: ( وَلَا
تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ) “dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu”. Dengan demikian, jika kini perkembangan
pelayaran telah beralih dari penggunaan layar, ke uap, kemudian listrik dan
computer, maka kata rîh dalam arti kekuatan dapat mencakupnya.
Ayat di atas
merupakan bukti lain dari Kuasa Allah, karena ayat ini juga berhubungan dengan
Qs. Luqman ayat 31 “tidakkah kamu melihat dan memperhatikan bahwa
sesungguhnya kapal yang kecil atau yang besar berlayar di laut dengan
nikmat Allah, sambil membawa muatan bermanfaat buat kamu. Dia telah
menetapkan sekian ketentuan sehingga betapa pun berat dan besarnya kapal, ia
akan tetap mengapung. Allah melakukan itu supaya Dia memperlihatkan kepada
kamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Sesungguhya pada
yang demikian hebat dan menakjubkan itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.
Kata (بِنِعْمَةِ
اللَّهِ) pada Qs.
Luqman ayat 31 dipahami oleh sementara ulama dalam arti izin-Nya, yakni berkat
hukum-hukum alam yang ditetapkan-Nya. Dengan pandangan sederhana, orang akan
bertanya mengapa jarum tenggelam ke dasar laut, sedang kapal yang demikian
besar dan berat dapat terapung danberlayar? Jelas ada izin Allah sehingga hal
itu menjadi demikian. Pasti ada hukum-hukum alam yang ditetapkan-Nya. Salah
satunya adalah ketetapan yang kemudian ditemukan oleh Archimedes dan yang di
kenal dengan hukum “Gaya Apung” atau Hukum Archimedes, serta masih
banyak lagi hukum-hukum yang lain. Demikian pula misalnya jika cuaca tidak
seperti dalam batas kadar yang ditetapkan Allah, niscaya laut akan membeku atau
kering sama sekali. Dan masih banyak lainnya.
Selanjutnya, karena hukum-hukum alam yang merupakan
rahmat Allah itu dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia, maka ia pun
merupakan nikmat-Nya. Lebih dari itu, Allah pun masih tetap memelihara manusia
dari sekian banyak bahaya yang dapat muncul dalam aneka situasi pelayaran.
Banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat dipetik
dengan memperhatikan pelayaran seperti angin, air, kepadatan kapal tanpa
tenggelam, laut serta isinya yang beraneka ragam laut dan hukum-hukum alam yang
berkaitan dengannya dan lain-lain.
Kata ( الشَّاكِرِينَ ) pada Qs. Yunus ayat 22 dan
kata (صَبَّارٍ شَكُورٍ ٍ) pada Qs Luqman ayat 31 mengisyaratkan bahwa kehidupan manusia
tidak akan luput dari anugerah yang menuntutnya banyak bersyukur. Dalam konteks
ini Nabi Saw. Bersabda : “aku takjub dengan keadaan seorang mukmin. Jika dia
memperoleh nikmat, dia bersyukur. Dan jika ditimpa musibah, dia bersabar. Maka
semua urusannya selalu baik.” (M.Quraish Shihab, 2002; 53-55)
- PENUTUP
1.
Allah
menerangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada manusia untuk membuktikan bahwa
hanya Dia-lah yang berhak disembah. Penyembahan kepada selain Allah adalah
penyembahan yang batil.
2.
Bila dalam
keadaan bahaya dan ancaman malapetaka, manusia ingat dan berserah diri kepada
Allah serta berdo’a agar dihindarkan dari bahaya dan malapetaka itu. Akan
tetapi jika bahaya dan malapetaka itu telah hilang dan mereka merasa senang dan
bahagia, mereka lupa kepada Allah, seakan-akan mereka tidak pernah berdo’a sama
sekali kepada-Nya.
3.
Sabar dan
syukur adalah bentuk iman kepada Allah.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an Tafsir Perkata Al Hidayah
Al-Qur’an Digital
M.Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al
Misbah Jilid 6. Jakarta: Lentera Hati
M.Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al
Misbah Volume 11. Jakarta: Lentera Hati
DEPAG RI. 2009. Al-Qur’an dan
Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi
http://bamz616aulia.blogspot.com/2013/01/tafsir-ayat-tentang-iptek.html
0 comments:
Post a Comment