Monday 10 March 2014

Tugas (2) Artikel The Open Group Architecture Framework (TOGAF)


The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Apa itu TOGAF ?
Togaf atau The The Open Group Architecture  Framework adalah salah satu kerangka yang dapat digunakan untuk membangun sebuah enterprise architecture ( arsitektur enterprise) didalam sebuah organisasi atau perusahaan. Bahasa simplenya, EA sama dengan restra ( rencana strategis) tetapi ruang lingkupnya IT dan TOGAF sendiri adalah paduan atau kerangka yang digunakan untuk membuat restra IT tersebut.
Kapan TOGAF diciptakan ?
TOGAF memiliki metode yang detail sekaligus tools pendukung untuk mengimplementasikannya. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995.
            Pada awalnya TOGAF digunakan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Selanjutnya TOGAF telah diimplementasikan pada berbagai bidang seperti:
            1.  Manufaktur
            2.  Perbankan
            3.  Departemen Negara

 
Seperti ditunjukkan dalam gambar, TOGAF membagi arsitektur enterprise ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut :
1. Business architecture—Menjelaskan proses bisnis untuk memenuhi tujuannya.
2. Application architecture—Menjelaskan bagaimana aplikasi khusus dirancang dan bagaimana aplikasi berinteraksi satu dengan yang lainnya.
3. Data architecture—Menjelaskan bagaimana enterprise datastores diatur dan diakse.
4. Technical architecture—Menjelaskan infrastruktur hardware dan software yang mendukung aplikasi dan interaksinya.
TOGAF menggambarkan dirinya sebagai sebuah “kerangka,” namun bagian terpenting dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM). ADM adalah resep untuk menciptakan arsitektur. Mengingat bahwa ADM adalah bagian  dari TOGAF, TOGAF dikategorikan  sebagai proses arsitektur sedangkan AMD sebagai metodologi.
Dipandang sebagai proses arsitektur, TOGAF melengkapi Zachman yang dikategorikan sebagai taksonomi arsitektur. Zachman memberitahu bagaimana mengkategorikan artefak. Sedangkan TOGAF menciptkan prosesnya.
TOGAF merupakan pandangan dunia arsitektur enterprise sebagai kontinum dari arsitektur, mulai dari yang sangat umum sampai kepada yang sangat spesifik. TOGAF’s ADM menyediakan proses untuk mengemudikan gerakan dari umum ke khusus.
TOGAF adalah sebuah landasan Arsitektur karena terdapat prinsip-prinsip arsitektural yang secara teoritis akan digunakan oleh organisasi TI.
TOGAF mendefinisikan berbagai pengetahuan dasar yang hidup dalam Foundation Architecture. Dan kemungkinan anda akan masuk padaTechnical Reference Model (TRM) danStandards Information Base (SIB).  TRM adalah gambaran yang disarankan dalam sebuah arsitektur generik TI sedangkan SIB adalah kumpulan standar dan pseudo-standar yang direkomendasikan TOGAF dalam  membangun arsitektur TI.
Apa kelebihan dari TOGAF ?
 TOGAF digunakan sebagai framework untuk arsitektur sistem informasi perguruan tinggi karenacocok dengan karakteristik perguruan tinggi dan sistem informasinya itu sendiri, yaitu:
1. Dibutuhkan suatu metoda yang fleksibel untuk mengintegrasikan unit-unit informasi dan mungkin juga sistem perencanaan sistem informasi (SI) dengan flatform dan standar yang berbeda-beda. TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai sistem yang berbeda-beda.
2. TOGAF cenderung merupakan suatu metoda yang bersifat generik serta fleksibel yang dapat
mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul dalam proses perancangan (karena TOGAF memiliki resource base yang sangat banyak), standarnya diterima secara luas, dan mampu mengatasi perubahan.
3. TOGAF mudah diimplementasikan.
4. TOGAF bersifat open source .

Struktur dan Komponen dari TOGAF
Dalam bidang pendidikan TOGAF telah diimplementasikan oleh Monash University. Berikut ini adalah struktur dan komponen dari TOGAF:
            1. Architecture Development Method
            Architecture Development Method menjelaskan bagaimana menemukan sebuah arsitektur perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya. Ini merupakan bagian utama dari TOGAF.
2. Foundation Architecture (Enterprise Continuum)
Foundation Architecture merupakan sebuah “framework-within-a-framework” yang menyediakan hubungan bagi pengumpulan asset arsitektur yang relevan dan menyediakan bantuan petunjuk pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda.
Foundation Architecture terdiri dari:
a. Technical Reference Model
    Menyediakan sebuah model dan klasifikasi dari platform layanan generik.
b. Standard Information Base
    Menyediakan standar-standar dasar dari informasi.
c. Building Block Information Base
    Menyediakan blok-blok dasar informasi di masa yang akan datang.
3. Resource Base
Bagian ini memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists,latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan Architecture Development Method.

Tahapan TOGAF ADM

 
A. Tahap Preliminary
Tahap ini mencakup aktivitas persiapan untuk menyusun kapabilitas arsitektur termasuk kustomisasi TOGAF dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur. Tujuan tahap ini  adalah untuk menyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini untuk mensukseskan proses arsitektur. Pada Tahap ini harus menspesifikasikan who, what,  why, when, dan where dari arsitektur itu sendiri.
What adalah ruang lingkup dari usaha.
Who adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang akan bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.
How adalah bagaimana mengembangkan arsitekture  interprise, menentukan  framework dan metode apa yang akan digunakan untuk menangkap informasi.
When adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur
Why adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana  arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.
2. Phase A: Architecture Vision –
Fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur.

3. Phase B: Business Architecture
Fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap ini tools  dan  method  umum untuk pemodelan seperti:  Integration DEFinition (IDEF) dan  Unified Modeling Language  (UML) bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

4. Phase C: Information Systems Architectures – Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu:  ER-Diagram,  Class Diagram, dan  Object Diagram.

5. Phase D: Technology Architecture –Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan  Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.

6. Phase E: Opportunities and Solutions –  Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan, indentifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang  sudah ada. Pada fase ini juga akan direview gap analysis yang sudah dilaksanakan pada fase D.

7. Phase F: Migration and Planning – Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. Tujuan dari fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi. Daftar  prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana migrasi.
8. Phase G: Implementation Governance – fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi arsitektur.
9.  Phase H: Architecture Change Management – fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola perubahan ke arsitektur yang baru.  Pada fase ini akan diuraikan  penggerak perubahan dan bagaimana memanajemen perubahan tersebut, dari pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. ADM menguraikan strategi dan rekomendasi pada tahapan ini. Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan proses manajemen perubahan arsitektur untuk arsitektur  enterprice  yang baru dicapai dengan kelengkapan dari fase G. Proses ini akan secara khusus menyediakan monitoring berkelanjutan  dari hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan perubahan dalam lingkungan bisnis dan menentukan apakah untuk menginisialisasi secara formal siklus evolusi arsitektur yang baru.
10. Requirements Management – menguji proses pengelolaan architecture requirements sepanjang siklus ADM berlangsung.



0 comments:

Post a Comment

Monday 10 March 2014

Tugas (2) Artikel The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Posted by Unknown at 06:37

The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Apa itu TOGAF ?
Togaf atau The The Open Group Architecture  Framework adalah salah satu kerangka yang dapat digunakan untuk membangun sebuah enterprise architecture ( arsitektur enterprise) didalam sebuah organisasi atau perusahaan. Bahasa simplenya, EA sama dengan restra ( rencana strategis) tetapi ruang lingkupnya IT dan TOGAF sendiri adalah paduan atau kerangka yang digunakan untuk membuat restra IT tersebut.
Kapan TOGAF diciptakan ?
TOGAF memiliki metode yang detail sekaligus tools pendukung untuk mengimplementasikannya. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995.
            Pada awalnya TOGAF digunakan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Selanjutnya TOGAF telah diimplementasikan pada berbagai bidang seperti:
            1.  Manufaktur
            2.  Perbankan
            3.  Departemen Negara

 
Seperti ditunjukkan dalam gambar, TOGAF membagi arsitektur enterprise ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut :
1. Business architecture—Menjelaskan proses bisnis untuk memenuhi tujuannya.
2. Application architecture—Menjelaskan bagaimana aplikasi khusus dirancang dan bagaimana aplikasi berinteraksi satu dengan yang lainnya.
3. Data architecture—Menjelaskan bagaimana enterprise datastores diatur dan diakse.
4. Technical architecture—Menjelaskan infrastruktur hardware dan software yang mendukung aplikasi dan interaksinya.
TOGAF menggambarkan dirinya sebagai sebuah “kerangka,” namun bagian terpenting dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM). ADM adalah resep untuk menciptakan arsitektur. Mengingat bahwa ADM adalah bagian  dari TOGAF, TOGAF dikategorikan  sebagai proses arsitektur sedangkan AMD sebagai metodologi.
Dipandang sebagai proses arsitektur, TOGAF melengkapi Zachman yang dikategorikan sebagai taksonomi arsitektur. Zachman memberitahu bagaimana mengkategorikan artefak. Sedangkan TOGAF menciptkan prosesnya.
TOGAF merupakan pandangan dunia arsitektur enterprise sebagai kontinum dari arsitektur, mulai dari yang sangat umum sampai kepada yang sangat spesifik. TOGAF’s ADM menyediakan proses untuk mengemudikan gerakan dari umum ke khusus.
TOGAF adalah sebuah landasan Arsitektur karena terdapat prinsip-prinsip arsitektural yang secara teoritis akan digunakan oleh organisasi TI.
TOGAF mendefinisikan berbagai pengetahuan dasar yang hidup dalam Foundation Architecture. Dan kemungkinan anda akan masuk padaTechnical Reference Model (TRM) danStandards Information Base (SIB).  TRM adalah gambaran yang disarankan dalam sebuah arsitektur generik TI sedangkan SIB adalah kumpulan standar dan pseudo-standar yang direkomendasikan TOGAF dalam  membangun arsitektur TI.
Apa kelebihan dari TOGAF ?
 TOGAF digunakan sebagai framework untuk arsitektur sistem informasi perguruan tinggi karenacocok dengan karakteristik perguruan tinggi dan sistem informasinya itu sendiri, yaitu:
1. Dibutuhkan suatu metoda yang fleksibel untuk mengintegrasikan unit-unit informasi dan mungkin juga sistem perencanaan sistem informasi (SI) dengan flatform dan standar yang berbeda-beda. TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai sistem yang berbeda-beda.
2. TOGAF cenderung merupakan suatu metoda yang bersifat generik serta fleksibel yang dapat
mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul dalam proses perancangan (karena TOGAF memiliki resource base yang sangat banyak), standarnya diterima secara luas, dan mampu mengatasi perubahan.
3. TOGAF mudah diimplementasikan.
4. TOGAF bersifat open source .

Struktur dan Komponen dari TOGAF
Dalam bidang pendidikan TOGAF telah diimplementasikan oleh Monash University. Berikut ini adalah struktur dan komponen dari TOGAF:
            1. Architecture Development Method
            Architecture Development Method menjelaskan bagaimana menemukan sebuah arsitektur perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya. Ini merupakan bagian utama dari TOGAF.
2. Foundation Architecture (Enterprise Continuum)
Foundation Architecture merupakan sebuah “framework-within-a-framework” yang menyediakan hubungan bagi pengumpulan asset arsitektur yang relevan dan menyediakan bantuan petunjuk pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda.
Foundation Architecture terdiri dari:
a. Technical Reference Model
    Menyediakan sebuah model dan klasifikasi dari platform layanan generik.
b. Standard Information Base
    Menyediakan standar-standar dasar dari informasi.
c. Building Block Information Base
    Menyediakan blok-blok dasar informasi di masa yang akan datang.
3. Resource Base
Bagian ini memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists,latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan Architecture Development Method.

Tahapan TOGAF ADM

 
A. Tahap Preliminary
Tahap ini mencakup aktivitas persiapan untuk menyusun kapabilitas arsitektur termasuk kustomisasi TOGAF dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur. Tujuan tahap ini  adalah untuk menyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini untuk mensukseskan proses arsitektur. Pada Tahap ini harus menspesifikasikan who, what,  why, when, dan where dari arsitektur itu sendiri.
What adalah ruang lingkup dari usaha.
Who adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang akan bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.
How adalah bagaimana mengembangkan arsitekture  interprise, menentukan  framework dan metode apa yang akan digunakan untuk menangkap informasi.
When adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur
Why adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana  arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.
2. Phase A: Architecture Vision –
Fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur.

3. Phase B: Business Architecture
Fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap ini tools  dan  method  umum untuk pemodelan seperti:  Integration DEFinition (IDEF) dan  Unified Modeling Language  (UML) bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

4. Phase C: Information Systems Architectures – Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu:  ER-Diagram,  Class Diagram, dan  Object Diagram.

5. Phase D: Technology Architecture –Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan  Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.

6. Phase E: Opportunities and Solutions –  Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan, indentifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang  sudah ada. Pada fase ini juga akan direview gap analysis yang sudah dilaksanakan pada fase D.

7. Phase F: Migration and Planning – Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. Tujuan dari fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi. Daftar  prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana migrasi.
8. Phase G: Implementation Governance – fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi arsitektur.
9.  Phase H: Architecture Change Management – fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola perubahan ke arsitektur yang baru.  Pada fase ini akan diuraikan  penggerak perubahan dan bagaimana memanajemen perubahan tersebut, dari pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. ADM menguraikan strategi dan rekomendasi pada tahapan ini. Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan proses manajemen perubahan arsitektur untuk arsitektur  enterprice  yang baru dicapai dengan kelengkapan dari fase G. Proses ini akan secara khusus menyediakan monitoring berkelanjutan  dari hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan perubahan dalam lingkungan bisnis dan menentukan apakah untuk menginisialisasi secara formal siklus evolusi arsitektur yang baru.
10. Requirements Management – menguji proses pengelolaan architecture requirements sepanjang siklus ADM berlangsung.



0 comments on "Tugas (2) Artikel The Open Group Architecture Framework (TOGAF) "

Post a Comment

 

Catatanku Template by Ipietoon Cute Blog Design