Pengantar Perancangan
Basis Data
Kelas
A-Kelompok 1:
Ruri
Nur Aini, Amaliatul Mujtahidah, dan Mar’atus Madia
Basis data merupakan komponen dasar dari sebuah
sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari
perspektif kebutuhan-kebutuhan organisasi yang besar. Siklus hidup sebuah
sistem informasi sebuah organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem basis
data yang mendukungnya. Oleh karena itu perancangan basis data sangat penting
untuk mendukung obyektifitas dan operasi-operasi pada organisasi. Pada artikel
ini akan dibahas mengenai proses perancangan basis data beserta fase-fasenya
yang merupakan bagian dari siklus hidup basis data sebagai micro lifecycle
Perancangan Basis data
Pada basis data yang digunakan oleh single user atau hanya beberapa pemakai
saja, perancangan basis data tidak sulit. Tetapi jika ukuran basis data yang
sedang atau besar berisikan jutaan bytes
informasi dan melibatkan ratusan query
dan program-program aplikasi. Contohnya : industri-industri, asuransi, hotel,
travel, perusahaan, dan lain-lain yang seluruhnya tergantung pada kesuksesan
dari operasi-operasi basis datanya. Perancangan basis data menjadi sangat
kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan penggunaan basis data yang
sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
seluruh pemakai tersebut.
Tujuan perancangan basis data :
•
Untuk memenuhi
informasi yang berisikan
kebutuhan-kebutuhan pemakai secara
khusus dan aplikasi-aplikasinya.
•
Memudahkan pemahaman
tentang struktur informasi
•
Mendukung
kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage
space)
Siklus kehidupan sistem informasi sering disebut macro life cycle, dimana siklus kehidupan basis data merupakan micro life cycle.
Berikut ini akan digambarkan langkah-langkah yang terdapat di dalam siklus hidup aplikasi basis data :
Gambar 1 . Langkah-langkah Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Hal terpenting yang harus diketahui
adalah bahwa langkah-langkah siklus hidup aplikasi basis data boleh tidak
berurutan, tetapi melibatkan beberapa langkah pengulangan yang biasanya disebut
sebagai feedback loop. Sebagai contoh
: masalah-masalah yang ditemui selama perancangan basis data mungkin harus
mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan tambahan.
Aktifitas-aktifitas
yang berhubungan dengan basis data sebagai micro
life cycle dan termasuk fase-fasenya sbb :
1. Database
planning
Penyusunan bagaimana langkah-langkah
siklus hidup dapat direalisasikan secara lebih efisien dan efektif. Fase
ini harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi dari sistem informasi dalam organisasi.
Langkah pertama dalam
perencanaan basis data adalah
untuk menentukan pernyataan misi dan
tujuan dari
sistem basis data. Dapat didefinisikan sebagai berikut :
-
Tujuan utama
dari sistem basis data
-
Tujuan dari sistem
basis data
-
Tugas yang didukung sistem
basis data
-
Sumber daya dari sistem
basis data
2. System
definition
Pada
fase definisi sistem, ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi database
dijelaskan. Deskripsi ini meliputi:
-
Hubungan antara sistem informasi
lain dalam organisasi
-
Sistem apa yang akan direncanakan dan dilakukan sekarang dan
di masa depan
-
Siapa pengguna sekarang dan di masa
depan.
3. Requirements
Collection and Analysis
Selama pengumpulan persyaratan dan tahap
analisis, pengumpulan dan analisis informasi tentang
bagian dari perusahaan yang
akan dilayani oleh database harus selesai. Hasilnya termasuk sebagai berikut :
-
Deskripsi data
yang digunakan atau dihasilkan
-
Rincian bagaimana data akan
digunakan atau dihasilkan
-
Persyaratan tambahan untuk
sistem basis
data baru
4. Database
Design
Pada bagian dari fase ini dilakukan
perancangan sistem basis data secara konseptual, logikal dan fisik.
Tahapan
rancangan basis data dibagi menjadi
tiga tahap:
-
Desain basis data konseptual
-
Desain basis data logikal
-
Desain basis data fisik
5. Database
Management System Selection
Fase ini adalah fase opsional. Fase
ini dilakukan ketika ada
kebutuhan untuk sistem manajemen database baru (DBMS). DBMS berupa Access, SQL Server, MySQL, Oracle.
Pada
fase ini kriteria untuk DBMS baru didefinisikan. Kemudian beberapa produk dievaluasi sesuai dengan kriteria
tertentu. Akhirnya seleksi diputuskan
berdasarkan rekomendasi yang telah dibuat.
6. Application
Design
Dalam
tahap desain aplikasi meliputi desain user
interface dan program aplikasi yang digunakan oleh database yang telah didefinisikan
dan dirancang.
7. Prototyping
Tujuan dari prototipe adalah
memungkinkan pengguna menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur
dari sistem menggunakan komputer.
8. Implementation
Selama tahap implementasi, realisasi fisik
dari database dan desain aplikasi harus
dilakukan.
Disebut juga dengan fase pemrograman pengembangan sistem.
9. Data
Conversion and Loading
Basis
data ditempatkan baik secara memanggil data secara langsung ataupun merubah
file-file yang ada ke dalam format sistem basis data dan memangggilnya kembali.
10. Testing
Sistem yang baru ditest dan diuji
kebenarannya.
11. Operation
Maintenance
Operasi-operasi pada sistem basis data
dan aplikasi-aplikasinya. Selama fase operasi, sistem secara konstan memonitor
dan memelihara basis data. Pertambahan dan pengembangan data dan
aplikasi-aplikasi software dapat
terjadi. Modifikasi dan pengaturan kembali basis data mungkin diperlukan dari
waktu ke waktu.
Proses Perancangan Basis data
Berikut ini adalah Fase-fase proses
perancangan basis data :
A.
Pengumpulan data
dan analisis
Proses identifikasi dan
analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisis. Untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem basis data, pertama-tama harus
mengenal bagian-bagian dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan
sistem basis data, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru
serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan
aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan
analisa :
1.
Menentukan kelompok
pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
Menentukan aplikasi utama dan kelompok user yang akan
menggunakan basis data. Individu utama pada tiap-tiap kelompok pemakai dan
bidang aplikasi yang telah dipilih merupakan peserta utama pada langkah-langkah
berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi data.
2. Peninjauan
dokumentasi yang ada
Dokumen yang ada yang
berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan dianalisa. Dokumen-dokumen
lainnya (seperti : kebijakan-kebijakan, form, report, dan bagan organisasi)
diuji dan ditinjau kembali untuk menguji apakah dokumen-dokumen tsb berpengaruh
terhadap kumpulan data dan proses spesifikasi.
3. Analisa
lingkungan operasi dan pemrosesan data
Informasi yang sekarang
dan yang akan datang dipelajari. Termasuk juga analisa jenis-jenis transaksi
dan frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga arus informasi dalam sistem.
Input-output data untuk transaksi-transaksi tsb diperinci.
4. Daftar
pertanyaan dan wawancara
Tuliskan
tanggapan-tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan
yang telah dikumpulkan dari para pemakai basis data yang berpotensi.
Ketua kelompok (individu utama) dapat diwawancarai sehingga input yang banyak
dapat diterima dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga dan
mengadakan prioritas.
B.
Perancangan
basis data secara konseptual
Tujuan dari fase ini
adalah menghasilkan conceptual schema
untuk basis data yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering
menggunakan sebuah high-level data model
seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual
schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui
dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Fase perancangan basis data secara
konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1.
Perancangan
skema konseptual
Menguji
kebutuhan-kebutuhan data dari suatu basis data yang merupakan hasil dari fase
1, dan menghasilkan sebuah conceptual
database schema pada DBMS-independent
model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced
entity relationship) model.
Skema ini dapat dihasilkan
dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan pemakai dan secara langsung
membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari
kebutuhan tiap-tiap pemakai dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model
data yang digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah
selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
2. Perancangan
transaksi
Menguji
aplikasi-aplikasi basis data dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada
fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Kegunaan fase ini
yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah
untuk merancang karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah
diketahui pada suatu DBMS-independent.
Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi basis
data suatu saat dimana basis data tsb dilaksanakan.
C.
Pemilihan DBMS
Pemilihan basis data di tentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi, dan politik organisasi.
Contoh
faktor teknik : Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis
DBMS (relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang
mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor
ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
1. Struktur data
Jika data yang disimpan dalam basis data
mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus
dipikirkan.
2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu
sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS,
maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
3. Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual
sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.
D. Perancangan
basis data secara logikal
Fase selanjutnya dari perancangan basis
data adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data
dari DBMS yang dipilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan
skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke
dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya
dapat diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan system-independent
:
pemetaan ke dalam model data DBMS dengan
tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada
implementasi DBMS dari model data tsb.
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada
langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan
datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil
dari fase ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang
menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem basis data.
Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan parameter-parameter
rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu sampai fase
perancangan basis data secara fisik telah lengkap.
Fase
ini dapat dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data sambil
menunggu DBMS yang spesifik yang akan dipilih. Contoh : jika memutuskan untuk
menggunakan beberapa relational DBMS
tetapi belum memutuskan suatu relasi yang utama. Rancangan dari skema eksternal
untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali sudah selesai selama proses
ini.
E. Perancangan
basis data secara fisik
Perancangan basis data secara fisik
merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses
pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada
bermacam-macam aplikasi.
Selama fase ini, dirancang
spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan
struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses.
Berhubungan dengan internal schema
(pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa
petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik :
1. Response
time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi basis
data yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan
DBMS yaitu : waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu
transaksi. Response time juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS,
seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Space utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh
file-file basis data dan struktur-struktur jalur akses.
DAFTAR PUSTAKA
1. Connoly, Thomas; Begg, Carolyn; Strachan, Anne; Database Systems : A Practical Approach to
Design, Implementation and Management, 3rd edition, Addison
Wesley, 2001.
2. Elmasri, Ramez; Navathe, Shamkant B.; Fundamentals of Database Systems, The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California, 2001
3. http://www2.amk.fi/digma.fi/www.amk.fi/opintojaksot/0303011/1146161367915/1146161680673/1146161836562/1146161929756.html
0 comments:
Post a Comment