Perkembangan E-Commerce
E-Commerce termasuk
salah satu istilah pada ” perdagangan elektronik’ yang berubah sejalan dengan
waktu. Awalnya, perdagangan elektronik merupakan aktivitas perdagangan yang
memanfaatkan transaksi komersial, misalnya mengirim dokumen komersial seperti
pesanan pembelian secara elektronik.
Kemudian berkembang
menjadi suatu aktivitas yang mempunya istilah yang lebih tepat yaitu
“perdagangan web” (pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web). Pada awalnya ketika web
mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa
e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Sehingga Antara pada era
1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan
ini.
E-com, atau Electronic
Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia
bisnis dan per-internet-an. Penggunaann sistem E-commerce, sebenarnya dapat
menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan
penjual (retailer). Misalnya bagi pihak konsumen, menggunakan E-Commerce
dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Selain itu, harga barang-barang
yang dijual melalui E-Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga
di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih
singkat dibandingkan dengan toko konvensional.
Di Indonesia, sistem
E-commerce ini kurang populer, karena banyak pengguna internet yang masih
meragukan keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai apa
itu E-Commerce yang sebenarnya. Sehingga sampai saat ini, web resmi yang
telah menyelenggarakan e-commerce di Indonesia adalah RisTI Shop. Risti, yaitu
Divisi Riset dan Teknologi Informasi milik PT. Telkom, menyediakan layanan
e-commerce untuk penyediaan informasi produk peralatan telekomunikasi dan
non-telekomunikasi. Web ini juga telah mendukung proses transaksi secara
online.
Selain RisTI, tampaknya
belum ada web lain yang menyelenggarakan E-commerce di Indonesia. Padahal,
untuk membuat sistem E-commerce, investasi yang dikeluarkan tidak terlalu
besar. Selain itu, lingkup pemasaran produknya bisa jauh lebih luas dan biaya
penyelenggaraan serta promosi pada E-commerce juga lebih kecil jika
dibandingkan dengan biaya pada sitem toko konvensional.
Perkembangan teknologi
informasi menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari dewasa ini.
Dalam era yang disebut “information age” ini, media
elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan
bisnis, salah satu cara yang mulai dilirik adalah dengan menggunakan internet.
Salah satu bentuk nyata bisnis yang memanfaatkan internet tersebut dinamakan
e-commerce, yang merupakan perkembangan dari commerce dengan menggunakan media
elektronik yaitu internet. Walaupun masih banyak para pelaku bisnis yang belum
mengenal betul tentang internet tersebut tetapi karena desakan bisnis yang
semakin mengarah ke media ini, banyak para pelaku bisnis mulai menggunakan ini.
Bagi pebisnis yang belum benar-benar
mengerti akan menggunakan
jasa outsourcing dalam aktifitas ini. Disini lain, pebisnis yang mulai mengerti
atas manfaat dari e-commerce ini mulai membangun sebuah sistem untuk
mengimplementasikan sistem ini dalam aktifitas perusahaannya.
Adapun keuntungan utama
yang didapat dengan menggunakan teknologi ini adalah open platform yang tidak
tergantung kepada satu vendor tertentu, sehingga sistem e-commerce tersebut
dapat dikembangkan dengan cepat tanpa terikat dengan satu vendor tertentu.
Walapun hingga saat ini belum ada defenisi baku dari e-commerce, beberapa
mengatakan bahwa e-commerce adalah website yang digunakan untuk berdagang
(semacam storefront), di lain pihak ada menghubungan e-commerce dengan EDI
(electronik data interchange) dan seterusnya. Sebagai contoh, berikut ini
adalah salah satu definisi dari e-commerce yang mendekati aktifitas dari
e-commerce tersebut yang diambil dari sebuah buku Electronic Commerce, A
Managerial Prespective (Turban, 2002): “E-commerce is an emerging
concept that describes the process of buying, selling, or exchanging products,
services, and information via computer networks, including internet.”
Sehingga, jika kita lebih mendalami defenisi diatas, dapatlah dikatakan bahwa
e-commerce dalam prespektif komunikasi merupakan aktifitas pengiriman atau
penjualan produk, service dan informasi atau pembayaran melalui jaringan
computer atau internet, sedangkan dalam prespektif proses bisnis adalah suatu
sistem yang menggunakan teknologi informasi dalam mewujudkan otomisasi
transaksi bisnis dan work flow, dalamperspektif service dikatakan bahwa
e-commerce merupakan suatu cara bagi perusahaan, konsumen dan manajemen untuk
memangkas biaya yang ada, selama hal itu tetap meningkatkan kualitas dari
produk/service dan kecepatan dalam distribusinya sedangkan yang terakhir dalam
prespektif online, e-commerce menyediakan kesempatan untuk membeli dan menjual
produk/service dan informasi dengan menggunakan internet dan sarana pelayanan
online lainnya.
Dengan melihat
tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan sebuah
sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
kualitas dari produk/service dan informasi serta mengurangi biaya-biaya yang
tidak diperlukan sehingga harga dari produk/service dan informasi tersebut
dapat ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi dari kualitas yang ada.
Jenis-jenis E-Commerce Secara umum aktifitas dari e-commerce mencakup berbagai
aktifitas mulai dari direct marketing, search jobs, online banking, banking,
e-government, e-purchasing, B2B exchanges, ccommerce, m-commerce, auctions,
travel, online publishing dan consumer services. Dalam aplikasinya e-commerce
dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu business to business (B2B) dan
business to customer (B2C). Dalam perkembangannya B2B lebih pesat dibandingkan
B2C. Business to business dalam e-commerce umumnya menggunakan mekanisme EDI
(electronic data interchange). Tetapi karena begitu banyaknya standarisasi yang
ada, dalam pelaksanaannya menyulitkan antara pebisnis untuk saling berinteraksi
sehingga berkembanglah dewasa ini yang dinamakan Extensible Markup Language
(XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). dalam XML ini
tersimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya yang berbentuk
tags seperti HTML sehingga sangat efektif digunakan dalam system yang berbeda.
Sehingga yang sebelumnya EDI menggunakan jaringan yang sering disebut VAN
(value added network) dengan populernya jaringan internet mulai dikenal sebuah
system yang disebut EDI over internet dan system lainnya yang sedang berkembang
seperti electronic/internet procurement dan ERP (enterprise resource planning).
Secara umum adapun
aktifitas dari B2B ini seperti trading partners dan pertukaran data (data
exchange) yang dilakukan secara rutin antara pebisnis. Sedangkan dalam business
to customer (B2C) umumnya menggunakan internet dengan berbagai model pendekatan
seperti electronic shopping mall atau dengan konsep portal. Kedua-duanya
menggunakan website sebagai basisnya. Aktifitas electronic shopping mall lebih
ke mempromosikan produk dan service yang ada dengan dukungan online catalog dan
sebagainya. Adapun contoh dari system ini seperti amazon
(http://www.amazon.com) dan netmarket (http://www.netmarket.com). Sedangkan
dalam konsep portal lebih ke pelayanan yang lebih kompleks dimana electronic
shopping mall juga termasuk didalamnya, dengan tetap berbasis website, di dalam
portal ini juga terdapat pelayanan lainnya seperti e-mail, online database,
news dan sebagainya. Adapun contoh dari sistem ini seperti netscape home
(http://home.netscape.com) dan yahoo(http://www.yahoo.com)
KEUNTUNGAN DAN
KEKURANGAN DARI E-COMMERCE
Dalam implementasinya,
keuntungan dari e-commerce tidak saja dirasakan oleh para pebisnis tetapi juga
dapat dirasakan oleh konsumen, masyarakat luas dan pemerintah. Di bawah ini
merupakan gambaran keuntungan dan kekurangan dari e-commerce yang dirangkum
dalam tiga bagian, dalam prespektif produsen, konsumen serta masyarakat dan
pemerintahan. Adapun keuntungan e-commerce pada produsen adalah:
- Memberikan
kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran produk/servicenya
secara global.
- Mengurangi
penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari tahapan desain,
produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.
- Mengurangi waktu
delay dari pengiriman dan penyimpanan karena antara sistem produksi,
pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara online.
- Membantu
perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/service yang sangat spesifik yang
tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena keterbatasan konsumen,
tempat dan biaya promosi yang tinggi.
- Mengurangi waktu
dan biaya prosmosi dari produk/service yang dipasarkan karena tersedianya
informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu. Adapun keuntungan
e-commerce pada konsumen adalah:
- Memberikan
kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia manapun untuk dapat menggunakan
sebuah produk/service yang dihasilkan dari belahan dunia yang berbeda dan
melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama sepanjang tahun.
- Memberikan
kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/service terbaik dari berbagai
pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih berbagai
jenis produk/service secara langsung.
- Memberikan
kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya dari produsen untuk
berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga akan sangat
menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas produk/servicenya sesuai
dengan yang diinginkan oleh konsumen. Adapun keuntungan e-commerce pada
masyarakat dan pemerintah adalah:
- Semakin banyak
manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan menggunakan internet
berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan aktifitas lainnya,
sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi udara.
- Meningkatkan
daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan produksi/service yang
terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan produk/service dapat menjualnya
lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
- Mengurangi
pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk berbisnis karena cara
kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.
- Meningkatkan
daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat dipasarkan dengan
baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk menggairahkan perdagangan
khususnya usaha kecil menengah. Secara umum, implementasi e-commerce dalam
bisnis dapat meningkatkan kualitas dari produk/service serta menurunkan biaya
produksi yang akhirnya akan menurunkan harga penjualan. Ketika konsumen dapat
memilih produk/service yang terbaik baginya, produsen terus semakin berlomba
meningkatkan kualitas dari produk/service yang ada dan terus mencari ide-ide
baru yang disukai pasar serta berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap
mendapatkan harga produk/service yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan
dengan baik, tingkat produksi dan kualitas akan terus meningkat, ragam dari
produk/service akan semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain
itu semakin menumbuhkan kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis untuk
memulai usahanya karena setiap orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil
apapun dan sebegitu spesial produk/service yang dihasilkan.
HAMBATAN DAN PELUANG
Pengimplementasian
ecommerce di Indonesia masih harus menempuh jalan yang panjang dan berliku. Berbagai
hambatan yang ada dalam pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan
non-teknis yang kesemua itu membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah,
pengembang dari e-commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya. Seperti
produk-produk teknologi informasi lainnya seperti juga e-government, e-commerce
masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat dikenal dan diterima di
Indonesia. Berbagai hambatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Dukungan
pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas ditambah dengan belum
adanya kebijakankebijakan yang mendukung perkembangan dari e-commerce ini
dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system teknologi informasi
khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung dari perkembangan
e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan deregulasi dalam ekspor impor barang.
- Perkembangan
infrastruktur yang lambat. Salah satu hambatan utama adalah masih kurangnya
insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok Indonesia. Dibutuhkan keseriusan
pemerintah untuk secara bertahap membangun infrastrukur yang baik dan
terprogram sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia mulai dapat dikenalkan
dengan internet sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi
dengan biaya yang murah dan terjangkau.
- Kurangnya sumber
daya manusia. Kurangnya SDM Indonesia yang benar-benar menguasai sistem
e-commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja menguasai secara teknis juga
non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan hingga sistem
hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup utama yaitu masih kurangnya
ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku referensi, jurnal, majalah/tabloid
yang membahas tentang e-commerce juga sarana pendidikan, seminar, workshop
hingga pusat-pusat pengembangan yang dibangun antara pemerintah, pusat-pusat
pendidikan dan tenaga ahli di bidang e-commerce.
- Dukungan dari
institusi finansial seperti bank dan asuransi. Belum banyaknya bank yang telah
membangun system ’electronic banking’ nya dengan baik,
selain itu perbankan Indonesia juga masih sulit untuk melakukan transaksi
dengan menggunakan mata uang lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta
belum adanya pihak ketiga sebagai penjamin transaksi secara online yang
benar-benar berada di Indonesia.
- Perbaikan sistem
perdagangan yang ada. Adanya keseriusan dari pemerintah untuk menderegulasi
system perdagangan yang memberi kesempatan luas bagi berkembangnya UKM, sistem
jaringan pengiriman yang baik dan aman, tidak adanya gangguan diperjalanan dan
di institusi yang berhubungan dengannya seperti pelabuhan, pintu-pintu
perbatasan dan international airport. Serta yang paling penting deregulasi di
bidang ke pabeanan dan pajak yang mendukung sistem e-commerce ini berkembang.
Kesemuanya itu bukanlah penghalang yang menjadi hambatan bagi perkembangan
e-commerce di Indonesia, diharapkan sekali hambatan tersebut menjadi poin
penting untuk mulai mengembangkan e-commerce di Indonesia. Sedangkan jika kita
melihat peluang-peluang yang ada, kesemuanya itu tentunya diharapkan memberikan
energi atau semangat khusus bagi semua pihak bahwa sebenarnya ecommerce dapat
menjadi solusi baru bagi ketertinggalan kita disemua bidang selama ini,
seperti:
- Jumlah penduduk
Indonesia yang besar merupakan pangsa pasar yang masih dapat banyak digarap
- Kondisi
geografis yang sangat mendukung berkembangnya e-commerce, dengan begitu
banyaknya pulau-pulau yang tersebar diseluruh nusantara, e-commerce merupakan
salah satu jalan terbaik untuk meningkatkan bisnis antar pulau
- Begitu banyaknya
bahan alam yang dapat diolah menjadi produk-produk yang bagus dan istimewa
- Begitu banyaknya
adat-istiadat dan budaya yang ada, merupakan sumber inspirasi bagi perkembangan
usaha kerajinan yang dapat menjadi sumber perdagangan dan komoditi pariwisata
jika dikelola dengan baik.
Proses Bisnis
dalam Kerangka Electronic Commerce
Seperti halnya dalam aktivitas bisnis
konvensional, sistem E-Commerce juga melalui tahapan-tahapan aktivitas tertentu
yang biasa diistilahkan dengan proses bisnis. Dari berbagai jenis proses bisnis
yang ada, aktivitas transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli merupakan
hal mendasar yang harus dipahami oleh praktisi bisnis.
Sumber: David Kosiur, 1997
Sumber: David Kosiur, 1997
Dapat kita lihat bahwa perusahaan, sekelompok
orang, atau individu yang ingin menawarkan produk atau jasanya, dapat memulai
rangkaian bisnis dengan menggunakan internet sebagai media berkomunikasi
(Kosiur, 1997). Dengan bermodalkan sebuah website atau homepage, penjual
(seller) dapat memberikan berbagai informasi sehubungan dengan profil usaha dan
produk atau jasa yang ditawarkan. Di sisi konsumen sebagai calon pembeli
(buyers), internet menyediakan akses secara luas dan bebas terhadap semua
perusahaan yang telah “mendaftarkan” diri di dunia maya. Pertukaran
informasi dalam arena ini dapat dilakukan secara satu arah maupun interaktif
melalui beragam produk elektronik, seperti komputer, telepon, faks, dan
televisi. Proses bisnis pertama di dalam sistem E-Commerce ini dinamakan
sebagai “information sharing”. Prinsip penjual di dalam proses ini adalah untuk
mencari dan menjaring calon pembeli sebanyak-banyaknya, sementara prinsip
pembeli adalah berusaha sedapat mungkin mencari produk atau jasa yang
diinginkannya, dan mencoba untuk mencari tahu penilaian orang lain terhadap
produk atau jasa tersebut.
Setelah aktivitas tukar-menukar informasi
dilakukan, proses bisnis selanjutnya adalah melakukan pemesanan produk atau
jasa secara elektronik. Dua pihak yang bertransaksi sudah selayaknya harus
melakukan aktivitas perjanjian tertentu, sehingga proses pembelian dapat
dilakukan dengan sah, benar, dan aman. Pembelian antara dua entiti bisnis
biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu seperti EDI (Electronic Data
Interchange) atau ekstranet. Di dalam proses bisnis ini, ada empat aliran
entiti yang harus dikelola dengan baik:
1. Flow of goods (aliran produk);
2. Flow of information (aliran informasi);
3. Flow of money (aliran uang); dan
4. Flow of documents (aliran dokumen).
1. Flow of goods (aliran produk);
2. Flow of information (aliran informasi);
3. Flow of money (aliran uang); dan
4. Flow of documents (aliran dokumen).
Fasilitas E-Commerce yang ada harus dapat
mensinkronisasikan keempat aliran tersebut, sehingga proses transaksi dapat
dilakukan secara efisien, efektif, dan terkontrol dengan baik.
Setelah transaksi usai dilakukan dan produk
telah didistribusikan ke tangan konsumen, barulah proses terakhir yaitu
aktivitas purna jual dijalankan. Pada tahapan ini penjual dan pembeli melakukan
berbagai aktivitas atau komunikasi seperti:
1. Keluhan terhadap kualitas produk;
2. Pertanyaan atau permintaan informasi mengenai produk-produk lain;
3. Pemberitahuan akan produk-produk baru yang ditawarkan;
4. Diskusi mengenai cara menggunakan produk dengan baik,
Dan lain sebagainya.
1. Keluhan terhadap kualitas produk;
2. Pertanyaan atau permintaan informasi mengenai produk-produk lain;
3. Pemberitahuan akan produk-produk baru yang ditawarkan;
4. Diskusi mengenai cara menggunakan produk dengan baik,
Dan lain sebagainya.
Target dari interaksi ini adalah agar di
kemudian hari terjadi kembali transaksi bisnis antara kedua pihak yang didasari
pada kepuasan pelanggan.
Ketiga proses utama di dalam value chain sistem
E-Commerce ini dapat dilakukan selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
Berdasarkan kenyataan, website dan email merupakan dua sarana yang kerap
dipergunakan dalam melakukan transaksi perdagangan. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa pihak penjual harus memiliki pusat basis data (corporate database)
yang berisi informasi mengenai produk dan jasa perusahaan beserta semua rekaman
interaksi antara penjual dan pemberi (formal maupun informal) yang terjadi.
Sistem basis data ini akan menjadi sebuah pusat pengetahuan korporat (corporate
knowledge) yang di dalamnya terdapat data mentah maupun informasi mengenai
perilaku konsumen dan pasar.