Asbab
An-Nuzul Ayat-ayat Al-Qur’an
"Kisah Nabi Luth dan Balasan Allah pada Kaumnya"
Pada tugas ini
saya mengambil ayat-ayat dari kisah Nabi Luth dan balasan Allah kepada Kaumnya.
Kita ketahui bahwa Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim.
Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi
Ibrahim. Ia beriman kepada bapak saudaranya Nabi Ibrahim yang mendampinginya
dalam perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir, berusaha bersama dalam
bidang perternakan, dan berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak
sehingga dalam waktu yang singkat jumlahnya sudah berlipat, sehingga tidak
dapat ditampung dalam tempat yang disediakan. Akhirnya kerjasama antara Nabi
Ibrahim dan Nabi Luth dipisah dan binatang ternak serta harta mereka dibagi,
kemudian Nabi Luth pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama
Sadum.
Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah
Kepada Rakyat Sadum
Masyarakat Sadum adalah masyarakat
yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama
atau nilai kemanusiaan. Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan
hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari di
mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas
hidup mereka adalah perbuatan homoseks di kalangan lelakinya dan lesbian di
kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam
masyarakat sehingga menjadi suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum
tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia membawa barang-barang yang
berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak
menyerahkan barangnya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika
pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan
menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji
lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia
menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Allah SWT berfirman:
Nabi Luth berdakwah kepada kaumnya.
Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah kepada Allah SWT yang tiada sekutu
bagi-Nya. Dan melarang mereka untuk melakukan kejahatan dan kekejian. Namun
dakwah beliau berhadapan dengan hati yang keras dan jiwa yang sakit serta
penolakan yang berasal dari kesombongan.
Kaum Nabi Luth melakukan berbagai
kejahatan yang tidak biasa dilakukan oleh penjahat manapun. Mereka merampok dan
berkhianat kepada sesama teman. Bahkan catatan kejahatan mereka ditambah dengan
kejahatan baru yang belum pernah terjadi di muka bumi. Mereka memadamkan
potensi kemanusiaan mereka dan daya kreativiti yang ada dalam diri mereka.
Yaitu kejahatan yang belum pernah dilakukan seseorang pun sebelum mereka di
mana mereka berhubungan seks dengan sesama jenis.
Allah SWT berfirman:
Nabi Luth berdakwah kepada kaumnya.
Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah kepada Allah SWT yang tiada sekutu
bagi-Nya. Dan melarang mereka untuk melakukan kejahatan dan kekejian. Namun
dakwah beliau berhadapan dengan hati yang keras dan jiwa yang sakit serta
penolakan yang berasal dari kesombongan.
Kaum Nabi Luth melakukan berbagai
kejahatan yang tidak biasa dilakukan oleh penjahat manapun. Mereka merampok dan
berkhianat kepada sesama teman. Bahkan catatan kejahatan mereka ditambah dengan
kejahatan baru yang belum pernah terjadi di muka bumi. Mereka memadamkan
potensi kemanusiaan mereka dan daya kreativiti yang ada dalam diri mereka.
Yaitu kejahatan yang belum pernah dilakukan seseorang pun sebelum mereka di
mana mereka berhubungan seks dengan sesama jenis.
Allah SWT berfirman:
Nabi
Luth menyampaikan dakwah kepada mereka dengan penuh ketulusan dan kejujuran,
namun apa gerangan jawapan dari kaumnya:
Nabi Luth memerangi mereka dalam
jihad yang besar. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun
berlalu, dan Nabi Luth terus berdakwah. Namun tak seorang pun yang mengikutinya
dan tiada yang beriman kepadanya kecuali keluarganya, bahkan keluarganya pun
tidak beriman semuanya. Isteri Nabi Luth kafir seperti isteri Nabi Nuh:
Jika
rumah adalah tempat istirahat yang di dalamnya seseorang mendapatkan
ketenangan, maka Nabi Luth tersiksa,
baik di luar rumah mahupun di dalamnya. Kehidupan Nabi Luth dipenuhi dengan
mata rantai penderitaan yang keras namun beliau tetap sabar atas kaumnya.
Berlalulah tahun demi tahun tetapi tak seorang pun yang beriman kepadanya,
bahkan mereka mulai mengejek ajarannya dan mengatakan apa saja yang ingin
mereka katakan:
Nabi Luth berputus asa kepada mereka
dan ia berdoa kepada Allah SWT agar menolongnya dan menghancurkan orang-orang
yang membuat kerusakan. Akhirnya, para malaikat keluar dari tempat Nabi Ibrahim
menuju desa Nabi Luth. Mereka sampai saat Ashar. Mereka mencapai pagar-pagar
Sudum. Sungai mengalir di tengah-tengah tanah yang penuh dengan tanaman yang
hijau. Sementara itu, anak perempuan Nabi Luth berdiri sedang memenuhi tempat
airnya dari air sungai itu. Ia mengangkat wajahnya sehingga menyaksikan mereka.
Ia tampak keheranan melihat kaum lelaki yang memiliki ketampanan yang mengagumkan.
Salah seorang malaikat bertanya kepada anak kecil itu: "Wahai anak
perempuan, apakah ada rumah di sini?" Ia berkata (saat itu ia mengingat
kaumnya), "Hendaklah kalian tetap di situ sehingga aku memberitahu ayahku
dan kemudian akan kembali pada kalian." Ia meninggalkan wadah airnya di
sisi sungai dan segera menuju ayahnya.
"Ayahku, ada pemuda-pemuda yang
ingin menemuimu di pintu kota. Aku belum pernah melihat wajah-wajah seperti
mereka," kata anak itu dengan nada gugup. Nabi Luth berkata kepada dirinya
sendiri: Ini adalah hari yang dahsyat. Beliau segera berlari menuju
tamu-tamunya. Ketika Nabi Luth melihat mereka, beliau merasakan keheranan yang
luar biasa. Beliau berkata: "Ini adalah hari yang dahsyat." Beliau
bertanya kepada mereka: "Dari mana mereka datang dan apa tujuan
mereka?" Mereka malah terdiam dan justru memintanya untuk menjamu
mereka." Nabi Luth tampak malu di hadapan mereka, kemudian beliau berjalan
di depan mereka sedikit, lalu beliau berhenti sambil menoleh kepada mereka dan
berkata: "Saya belum mengetahui kaum yang lebih keji di muka bumi ini
selain penduduk negeri ini." Beliau mengatakan demikian dengan maksud agar
mereka mengurungkan niat mereka untuk bermalam di negerinya. Namun mereka tidak
peduli dengan ucapan Nabi Luth dan mereka tidak memberikan komentar atasnya.
Nabi Luth kembali berjalan bersama mereka dan
beliau selalu berusaha untuk mengalihkan pembicaraan tentang kaumnya. Nabi Luth
memberitahu mereka bahawa penduduk desanya sangat jahat dan menghinakan
tamu-tamu mereka. Di samping itu, mereka juga membuat kerusakan di muka bumi
dan seringkali terjadi pertentangan di dalam desanya. Pemberitahuan tersebut
dimaksudkan agar para tamunya membatalkan niat mereka untuk bermalam di desanya
tanpa harus melukai perasaan mereka dan tanpa menghilangkan penghormatan pada
tamu. Nabi Luth berusaha dan mengisyaratkan kepada mereka untuk melanjutkan
perjalanannya tanpa harus mampir di negerinya. Namun tamu-tamu itu sangat
mengherankan. Mereka tetap berjalan dalam keadaan diam. Ketika Nabi Luth
melihat tekad mereka untuk tetap bermalam di kota, beliau meminta kepada mereka
untuk tinggal di suatu kebun sehingga datang waktu Maghrib dan kegelapan
menyelimuti segala penjuru kota. Nabi Luth sangat bersedih dan dadanya menjadi
sempit. kerana rasa takutnya dan penderitaannya sehingga ia lupa untuk memberi
mereka makanan. Kegelapan mulai menyelimuti kota. Nabi Luth menemani tiga
tamunya itu berjalan menuju rumahnya. Tak seorang pun dari penduduk kota yang
melihat mereka. Namun isterinya melihat mereka sehingga ia keluar menuju
kaumnya dan memberitahu mereka kejadian yang dilihatnya. Kemudian tersebarlah
berita dengan begitu cepat dan selanjutnya kaum Nabi Luth menemuinya. Allah SWT
berfirman:
Mulailah terjadi hari yang sangat
keras. Kaum Nabi Luth bergegas menuju padanya. Nabi Luth bertanya pada dirinya
sendiri: "Siapa gerangan yang memberitahu mereka?" Kemudian ia
menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari isterinya namun ia tidak menemuinya.
Maka bertambahlah kesedihan Nabi Luth.
Kaum Nabi Luth berdiri di depan
pintu rumah. Nabi Luth keluar kepada mereka dengan penuh harap, bagaimana
seandainya mereka diajak berfikir secara sehat? Bagaimana seandainya mereka
diajak menggunakan fitrah yang sehat? Bagaimana seandainya mereka tergugah
dengan kecenderungan yang sehat terhadap jenis lain yang Allah SWT ciptakan
untuk mereka? Bukankah di dalam rumah mereka terdapat kaum wanita? Seharusnya
wanitalah yang menjadi kecenderungan mereka, bukan malah mereka cenderung
kepada sesama lelaki.
"Inilah puteri-puteri
(negeriku)." Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut? Nabi Luth ingin
berkata kepada mereka: "Di hadapan kalian terdapat wanita-wanita di bumi.
Mereka lebih suci bagi kalian dalam bentuk kesucian jiwa dan fisik. Ketika
kalian cenderung kepada mereka, maka kecenderungan itu merupakan pelaksanaan
dari fitrah yang sehat." "Maka bertakwalah kalian kepada Allah."
Nabi Luth berusaha menjamah jiwa mereka dari sisi takwa setelah menjamahnya
dari sisi fitrah. Bertakwalah kepada Allah SWT dan ingatlah bahawa Allah SWT
mendengar dan melihat serta akan murka dan menyiksa orang-orang yang durhaka.
Seharusnya orang yang berakal sehat menghindari murka-Nya.
"Dan janganlah kalian
mencemarkan namaku terhadap tamuku ini." Ini adalah usaha gagal dari
beliau yang mencuba menggugah kemuliaan dan tradisi mereka sebagai orang Badwi
yang harus menghormati tamu, bukan malah menghinakannya. "Tidak adakah di
antaramu seorang yang berakal?" Tidakkah di antara kalian terdapat orang
yang mempunyai fikiran yang sehat? Tidakkah di antara kalian terdapat laki-laki
yang berakal? Apa yang kalian inginkan jika memang terwujud, maka itu hakikat
kegilaan. Akal adalah sarana yang tepat bagi kalian untuk mengetahui kebenaran.
Sesungguhnya perkara tersebut sangat jelas kebenarannya jika kalian
memperhatikan fitrah, agama, dan harga diri." Kaumnya menunggu hingga
beliau selesai dari nasihatnya yang singkat lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
Kalimat Nabi Luth yang suci itu tidak mampu mengubah pendirian jiwa yang sakit,
hati yang beku, dan fikiran yang bodoh:
Nabi
Luth merasakan kesedihan dan kelemahannya di tengah-tengah kaumnya. Dengan
marah Nabi Luth memasuki rumahnya dan menutup pintu rumahnya. Ia berdiri
mendengarkan tertawa dan celaan serta pukulan terhadap pintu rumahnya.
Sementara itu, orang-orang asing yang dijamu oleh Nabi Luth tampak duduk dalam
keadaan tenang dan terpaku. Nabi Luth merasakan keheranan dalam dirinya ketika
melihat ketenangan mereka. Dan pukulan-pukulan yang ditujukan pada pintu
semakin kencang. Mulailah kayu-kayu pintu itu tampak rusak, lalu Nabi Luth
berteriak dalam keadaan kesal:
Nabi Luth berharap akan mendapatkan
kekuatan sehingga dapat melindungi para tamunya. Beliau mengharapkan seandainya
terdapat benteng yang kuat yang dapat melindunginya, yaitu benteng Allah SWT
yang di dalamnya para nabi dan kekasih-kekasih-Nya dilindungi. Berkenaan dengan
hal itu, Rasulullah berkata saat membaca ayat tersebut: "Allah SWT
menurunkan rahmat atas Nabi Luth. Ia berlindung pada benteng yang kukuh."
Ketika penderitaan mencapai puncaknya dan Nabi Luth mengucapkan kata-katanya
yang terbang laksana burung yang putus asa, para tamunya bergerak dan tiba-tiba
bangkit. Mereka memberitahunya bahawa ia benar-benar akan terlindung di bawah
benteng yang kuat:
Jangan berkeluh kesah wahai Luth dan
jangan takut. Kami adalah para malaikat, dan kaum itu tidak akan mampu
menyentuhmu. Tiba-tiba pintu terbelah. Jibril bangkit dan ia menunjuk dengan
tangannya secara cepat sehingga kaum itu kehilangan matanya. Lalu mereka tampak
serampangan di dalam dinding dan mereka keluar dari rumah dan mereka mengira
bahawa mereka memasukinya. Jibril as menghilangkan mata mereka.
Allah SWT berfirman:
Para malaikat menoleh kepada Nabi
Luth dan memerintahkan kepadanya untuk membawa keluarganya di tengah malam dan
keluar. Mereka mendengar suara yang sangat mengerikan dan akan menggoncangkan
gunung. Siksa apa ini? Para malaikat memberitahunya bahawa isterinya termasuk
orang-orang yang menentangnya. isterinya adalah seorang kafir seperti mereka,
sehingga jika turun azab kepada mereka, maka ia pun akan menerimanya.
Keluarlah wahai Luth karena
keputusan Tuhanmu telah ditetapkan. Nabi Luth bertanya kepada malaikat:
"Apakah sekarang akan turun azab kepada mereka?" Para malaikat
memberitahunya bahwa mereka akan terkena azab pada waktu Subuh. Bukankah waktu
Subuh itu sangat dekat?
Nabi Luth keluar bersama anak-anak
perempuannya dan isterinya. Mereka keluar di waktu malam. Dan tibalah waktu
Subuh. Kemudian datanglah perintah Allah SWT:
Para ulama berkata: "Jibril
menghancurkan dengan ujung sayapnya tujuh kota mereka. Jibril mengangkat
semuanya ke langit sehingga para malaikat mendengar suara ayam-ayam mereka dan
gonggongan anjing mereka. Jibril membalikkan tujuh kota itu dan menumpahkannya
ke bumi. Saat terjadi kehancuran, langit menghujani mereka dengan batu-batu
dari neraka Jahim. Yaitu batu-batu yang keras dan kuat yang datang silih
berganti. Neraka Jahim terus menghujani mereka sehingga kaum Nabi Luth musnah
semuanya. Tiada seorang pun di sana. Semua kota- kota hancur dan ditelan bumi
sehingga terpancarlah air dari bumi. Hancurlah kaum Nabi Luth dan hilanglah
kota-kota mereka. Nabi Luth mendengar suara-suara yang mengerikan. isterinya
melihat sumber suara dan dia pun musnah."
Allah SWT berfirman tentang kota-kota Luth:
(QS. adz-Dzariyat: 35-37)(QS. al-Hijr: 76)
Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat
dalam 12 surah diantaranya:
- surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 ,
- surah "Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 ,
- surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 ,
- surah "Al- Qamar" ayat 33 sehingga 39
- surah "At-Tahrim" ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya.
No comments:
Post a Comment